28 Maret 2022

SAPU BERSIH SAMPAH BERSERAKAN JALUR CANGAR-PACET DALAM RANGKA MEMPERINGATI “HARI BAKTI RIMBAWAN YANG KE-39”

Awesome Image

Aktivitas masyarakat yang melalui jalur Pacet – Cangar, yang membelah kawasan Tahura Raden Soerjo menimbulkan dampak nyata, yaitu sampah berserakan disepanjang jalan. Padahal sepanjang jalan sudah banyak terpasang rambu yang melarang untuk membuang sampah di kawasan. Namun masih saja ditemukan sampah-sampah, yang banyak ditemukan pada tempat-tempat yang digunakan pengguna jalan untuk berhenti sejenak, entah hanya untuk melepas lelah sambil membuka bekal atau melakukan aktivitas selfi/swafoto. Hal tersebut tidak dapat dihindari karena status jalur Pacet – Cangar memang merupakan jalan provinsi. Namun harus disadari juga bahwa status jalur Pacet-Cangar juga hutan konservasi. Sehingga aktivitas pengguna jalan waktu melintas sambil membuang sampah sembarangan adalah masuk dalam kategori pelanggaran.

Dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan yang ke-39 Tahun 2022, dan sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi hutan yang dijadikan tempat sampah oleh pengguna jalan, UPT Tahura Raden Soerjo mengadakan kampanye cinta hutan dengan aksi Gerakan Sapu Bersih Sampah Berserakan / Gerakan Saber-Saber. Kegiatan ini ditujukan untuk membersihkan sampah–sampah yang dihasilkan oleh para pengguna jalan yang melintas di sepanjang jalur Pacet – Cangar dan yang dibuang oleh pengguna jalan yang parkir di jembatan Cangar serta ditempat-tempat lainnya.

Kegiatan Saber-Saber didukung oleh personel Tahura, relawan Tahura (TRC dan MPA), mahasiswa KKN dan magang dari UNESA. Hasil dari kegiatan yang diadakan pada tanggal 16 Maret 2022 adalah sampah sebanyak 3 mobil pickup. Harapannya dengan aksi/gerakan ini adalah dapat menumbuhkan kesadaran pengguna jalan untuk tidak membuang sampah sembarangan di hutan, bahwa jalur Pacet – Cangar statusnya masih hutan konservasi, bukannya tempat sampah, dan petugas Tahura bukanlah pasukan kuning yang harus melakukan pembersihan sampah.

Dampak sampah bagi kawasan, apalagi yang dibuang oleh pengguna jalan dari jembatan Cangar, akan dapat mencemari sungai dan menurunkan kualitas air yang nantinya akan mengalir ke bawah. Belum lagi sampah padat yang sulit terurai akan menimbulkan timbunan yang dapat membendung aliran, yang dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kawasan, satwa maupun pemanfaat air lainnya, termasuk manusianya. Sampah-sampah yang dibuang di hutan pun menimbulkan masalah terutama terhadap perilaku satwa, populasi satwa, perubahan struktur genetik satwa, serta menimbulkan ketidakseimbangan mata rantai yang sudah berjalan. Sampah pun lama-kelamaan akan menimbulkan konflik antara satwa dengan manusia. Bagi tanah hutan, sampah-sampah baik yang dapat terurai maupun yang tidak bisa terurai akan juga berpengaruh terhadap tidak hanya terhadap vegetasi yang hidup diatasnya tetapi juga satwa yang hidup didalam tanah hutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pendatang baru dalam kawasan hutan yang bernama sampah secara nyata akan menimbulkan ketidakseimbangan mata rantai makanan yang menyebabkan penghuninya memerlukan waktu dan daya upaya untuk melakukan adaptasi yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidakseimbangan ekosistemnya.

Marilah kita bersama-sama menjaga hutan kita agar tidak dijadikan tempat sampah, untuk kelangsungan kehidupan saat ini dan yang akan datang.

Awesome Image
Awesome Image
Awesome Image
Awesome Image
Awesome Image